Sunday, May 29, 2011

Surat cinta #15: Dear Future Children

I promise to go to every soccer game or dance recital.
I promise to try to be your best friend,cuddle you when you're 5,
say yes to every pet you want when you're 9,
play baseball at your 6th grade,
watch you put on make up for a guy in middle school,
see how you grow and punch other guys on their faces,
hear your prom kiss when you graduate from high school,
see you packing for college,
see you failed and rise again.
See you succeed and be at your wedding.

I promise to find the coolest dad ever,
who can teach you to play basketball
while in the night he tells you a hundred fairy tales.
A dad who can cook,and build a treehouse too.
Someone who can teach you piano lesson,and how to be a man.
Someone who will cheer at your football game,
and be mad when you got home late on school's night.

I promise Mommy and Daddy will love and take care of each other.
Not just for the first years--but forever--for better for worse.

I promise I am going to give you everything I wish I had growing up.

Promise that you will wait for me.

:)


Headband

Kemarin-kemarin, saya diminta membuat beberapa ikat kepala untuk dipakai di sebuah acara yang mengharuskan kami memakai dresscode ala tahun 80-an.
Bahannya kaos, dua warna, satu ungu satu magenta. Yang jadi masalah karena bahannya kaos, maka susah buat bikin mereka tetep 'terjalin' tanpa menjadi longgar.

Akhirnya saya membuat beberapa eksperimen dengan bahan itu, mencoba mencari metode paling efektif sekaligus efisien (hanya) untuk membuat--headband. 
Saya jadi senyum sendiri. Bahkan untuk membuat headband saya pakai 'eksperimen'.

Tapi disitu saya sadar. Itulah saya.

Beberapa waktu kemarin saya sering ngeluh dalam hati, 
baru pendiem dikit dibilang anti-sosial,
baca buku dikit dibilang nerd,
lebih milih pulang dibanding nongkrong dibilang sombong.


terus berusaha mengubah, mengulik sisi sanguin diantara ke-plegmatik-an saya.


Tapi saya kangen--dan nyaman--sama sisi nerd anti-sosial itu.


Dan kemarin, bisa mojok di gereja sambil baca buku, tanpa ada yang nyamperin saya dan bilang saya anti-sosial. 

Sama kayak saya bikin headband pake mikir.


Senang. Udah itu aja.

ini headbandnya

Monday, May 02, 2011

'Suka'

Saya suka sekali. 
Coklat. Balon warna warni. Buku. 
Denger lagu sambil belajar. 
Main scrabble. Kencan sama piano.
Banyak.



Kenapa? 

Ah. Butuh alasankah untuk suka?
Mungkin karena cokelat itu manis. Enak diemut.
Balon itu lucu. Buku itu time warp.
Belajar itu kebutuhan. Piano itu sebagian dari saya.

Makanya,
saya nggak bisa nggak craving cokelat.
Suka mengkhayal dikasih balon.
Menyempatkan diri membaca, walau dibilang freak atau sok pintar.
Dan nggak keberatan nggak punya kuku panjang seumur hidup
karena main piano--ditambah lagi tangan saya jadi kapalan.


Kenapa?

Karena saya suka.
Tanpa alasan. Tanpa 'Karena'. Tanpa 5W dan 1H.
Tanpa perlu dicari. Tanpa perlu ditunggu.



Simpel aja.
Hell. Suka-suka saya.
Creative Commons License
Journey. And Us. is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.