Sunday, April 22, 2012

22 April 2012

 
So,today is officially me & Martin’s SECOND ANNIVERSARY! Yay! So happy that even though we foght and hurt each other a lot, we still managed to get things through and still being together for two years,now.
Loving is not about chances, it’s about choices.

Loving someone for better for worse is a very hard thing to do. Trust me it’s never easy. But if the person is right, I think we will make the effort.

And to you, thank you, for being here.
For letting me and no other girl be by your side.
You are one God’s biggest present to me, and I love you. Beyond words.

Martin sedang pulang ke alor, NTT sampai dua minggu lagi.
And I felt sad. I mean, weird sadness..
Biasanya ditemenin makan dan bisa cerita-cerita.. sekarang engga. Jadi merasa ‘kosong’ atau ‘bingung’ karna biasanya dia selalu ‘ada’. Hehe got it? FYI, di alor gada sinyal.hihi

Semoga waktu nanti kamu baca tulisan ini, kamu senyum-senyum sendiri.
Habis itu traktir makan soto. =)




very first picture,2008

my birthday,2010




home

our NEW hair,2011

22 Okt 2011 His graduation

Surabaya,Nov 2011

Jkt, Des 2011
punclut

sleepy head

cut the cakee
HAPPY ANNIVERSARYYYY....!

Wednesday, April 18, 2012

Nine Words Women Use


1.) Fine :
This is the word women use to end an argument when they are right and you need to shut up.

2.)
Five Minutes :
If she is getting dressed, this means a half an hour. Five minutes is only five minutes if you have just been given five more Minutes to watch the game before helping around the house.

3.)
Nothing :
This is the calm before the storm. This means something, And you should be on your toes. Arguments that begin with nothing usually end in fine.

4.)
Go Ahead :
This is a dare, not permission. Don't Do It!

5.)
Loud Sigh :
This is actually a word, but is a non-verbal statement often misunderstood by men. A loud sigh means she thinks you are an idiot and wonders why she is wasting her time standing here and arguing with you about nothing. (Refer back to #3 for the meaning of nothing.)

6.)
That's Okay :
This is one of the most dangerous statements a women can make to a man. That's okay means she wants to think long and hard before deciding how and when you will pay for your mistake.

7.)
Thanks :
A woman is thanking you, do not question, or Faint. Just say you're welcome.

8.)
Whatever :
Is a women's way of saying F@!K YOU!

9.)
Don't worry about it, I got it:
Another dangerous statement, meaning this is something that a woman has told a man to do several times, but is now doing it herself. This will later result in a man asking 'What's wrong?' For the woman's response refer to #3.

Tuesday, April 17, 2012

Tuhan Sudah Pensiun (Part 1)


Mikaela melambai pada teman-teman satu gerejanya. Ibadah hari ini sudah selesai, dan dia memutuskan untuk langsung pulang. Dua bulan lagi ia akan ujian masuk ke universitas, dan ia berusaha sebisa mungkin mengurangi kegiatan yang tidak berguna. Tentu saja, bagi Mikaela kegiatan yang tidak berguna itu mencakup banyak hal. Sudah tidak ingat lagi kapan terakhir kali ia menonton televisi, atau sekedar makan siang di mall, seperti yang teman-temannya (masih) lakukan. Sekarang Mikaela ketinggalan mode terbaru, informasi artis mana yang sedang bermasalah hari ini, gosip-gosip, dan kehilangan waktu bersama sahabat-sahabatnya. Yah, dalam hidup kita memang tidak bisa memiiki semuanya bukan? Dan belajar untuk lulus adalah pilihan Mikaela.
Ia berjalan melewati pintu depan. Gereja itu terletak di pinggir jalan, dekat lampu merah. Mikaela berjalan menuju lampu merah yang dikerumuni anak-anak yang mengamen disana. Angkot yang menuju ke rumahnya berada di seberang lampu merah itu. Saat ia menoleh ke kiri dan kanan untuk menyebrang, ia melihat sosok punggung yang rasanya ia kenal. Ia mengurungkan niatnya menyebrang lalu berjalan ke arah orang berkaos hitam itu.
“Nan! Keenan!” Ia sontak memanggil. Si pemilik punggung menoleh.
“Kaela!” Jawabnya.
Mikaela segera mempercepat langkahnya.
“Hei, kamu kemana aja?” ujar Mikaela. Wajahnya sedikit memerah. Harusnya Ia bertanya ‘Apa kabar?’ atau sekedar menyapa ‘Hai’ sebelum bertanya pertanyaan tadi. Tapi sudah berapa lama ia tidak bertemu Keenan? Setahun? Wajar ia bertanya.
“Ada. Aku masih di Bandung kok. Kan masih kuliah.” Keenan tersenyum. Mikaela membalas senyum Keenan.
Mereka berdua diam sejenak. Canggung. Toh mereka tidak pernah mengobrol lama. Keenan kakak kelasnya yang berbeda usia dua tahun. Baru satu tahun Mikaela menginjak bangku SMA, Keenan sudah lulus. Dan satu-satunya tempat dimana Mikaela bisa bertemu Keenan adalah di gereja. Ibu Mikaela adalah anak dari pastor disana. Mikaela sebenarnya bukan ingin mengetahui dimana Keenan atau bagaimana kuliahnya. Tapi maksud lebih spesifik lagi dari pertanyaannya adalah ‘Kamu kenapa nggak ada di satu-satunya tempat dimana saya bisa ketemu kamu?Di gereja itu!"
  “Mmm.. Kamu mau kemana abis ini?” Keenan memecah kesunyian.                                                 Kemungkinan akan pernyataan selanjutnya membuat Mikaela menggelengkan kepalanya. Sedikit berharap, tak apa-apa kan? Pikirnya. “Nggak kemana-mana lagi.”
 “Makan yuk? Saya traktir. Kamu kok makin kurus sejak terakhir ketemu.”
Tanpa berpikir lagi Mikaela menggangguk semangat. Terlalu semangat, malah. Nanti malam aku dobel deh jam belajarnya, pikirnya lagi.
“Ada burger murah enak deket sini. Kamu suka?” Keenan menunjuk arah di belakang punggungnya.
“Suka. Pake kentang goreng boleh nggak?”
Keenan terkekeh. “Boleeeh..” Mereka lalu berjalan menuju tempat yang dimaksud Keenan.
“Kamu kecil kecil makannya banyak juga ya.”
Mikaela mengangkat bahu. “Saya kan maih pertumbuhan. Kamu yang udah ga bertumbuh lagi.”
Keenan menjitak kepala Mikaela pelan. “Kamu sekarang kelas tiga SMA kan? Mau kuliah jurusan apa?”
Mikaela sedikit ragu sebelum menjawab, “Belum tahu.”
Bola mata Keenan melebar. “Wow, kita bareng dong ntar. Saya juga mau ujian masuk tahun ini.”
Kunyahan Mikaela berhenti. “Serius?” Ujarnya. “ Kamu bukannya udah semester empat?”
Keenan tertawa.

 (to be continued)

 (next)
 
“Emang kenapa?”
“Tuhan sudah pensiun"
“Saya antar.”
“Nggak.”
“Nggak bisa. Kamu saya antar.”
Mikaela menyambar tas tangannya lalu cepat-cepat berlalu. Aku nggak salah orang kan? Pikirnya. Ini Keenan yang sama dengan Keenan yang dulu dia kenal? Yang selalu bisa memukau Mikaela dengan filosofinya? No. Kali ini dia salah menilai.
Creative Commons License
Journey. And Us. is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.