Thursday, March 24, 2011

Gara-gara sahabat saya--para Sapi,
kemarin-kemarin saya sempet mimpiin love interest saya di kelas 2SMA.
Hari itu mereka menyebutkan nama itu berkali-kali.
Karena hari itu, katanya--saya menyanyikan beberapa lagu
yang jadi lagu kesukaan dia dulu.

Inisialnya A. Ketua ekskul futsal. Main piano & gitar.
Suka baca buku Kahlil Gibran: Sayap Sayap Patah.

"Aku usahain cepet beres meeting (futsal).
 Kalau beres sekolah aku belum selesai, kamu tungguin aku ya.
Pokoknya jangan pulang. Tungguin aku."
Percakapan janjian ngedate tanggal 14 Febuari.

"Iya. Aku tahu kamu cemburu. Maaf ya." Kami nggak pernah ada ikatan apa-apa.
Tapi dia minta maaf saat peluk cewek lain di depan saya.

Mau lebih pahitnya lagi?
Saya pidato penghiburan mewakili sekolah waktu papanya meninggal.
Setelahnya, ibunya ngomong, "Titip ____ ya?Temenin dia."
Sambil memeluk saya erat. Sebelumnya saya memeluk dia.

Akhirnya, kami memang nggak pernah bersama.

Kecewa? Nggak juga. Karena nggak ada yang sia-sia.
Tapi saya sadar, peran saya dan peran dia di hidup kami masing-masing sudah selesai.
Nggak sia-sia, tapi nggak perlu diperpanjang.

Terakhir bertemu di wedding temen gerejanya dia,
kami sama-sama sudah punya pasangan.

Begitu melihat saya, dia berdiri, nyamperin , lalu menyalam tangan saya.
Saya tersenyum. Kami berakhir bahagia. Sungguh.
Walau tak pernah bersama.

And though we drifted apart, in those shorts,random moments 
when I catch your eyes,we knew.
We knew we were happy.


No comments:

Post a Comment

Creative Commons License
Journey. And Us. is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.