Thursday, March 22, 2012

Diorama


Nona bergegas pergi. Hari ini dia ada janji bertemu Tuan. Tuan yang tersohor karena hatinya.
Oh, ini bukan hati nurani.
 Ini hati yang ada di rongga dadamu.
Katanya hati Tuan adalah hati yang paling sempurna.
Tidak bercacat, dengan bentuk mulus, dan bersinar.

Nona mengulas perona pipi hingga pipinya terlihat semakin jambu.
Lalu menambahkan sedikit lipgloss pada bibirnya yang mungil.
Tuan pasti tidak sadar kalau Nona selalu berdandan untuknya.

Sekian lama menunggu, hari ini Nona akhirnya berani menyatakan perasaannya.
Sudah sejak lama ia memperhatikan Tuan.
Ia menunggu di sudut taman kota. Lama Tuan tak datang.
Rona pipinya sudah hampir habis terbakar matahari.
Napasnya memburu ketika melihat Tuan akhirnya datang dan duduk di sampingnya.

Tak lama, Nona membuka kotak di dadanya, tempat hatinya berada.
 Hati Nona jauh dari kesan indah.
Hatinya sudah sobek di sana-sini, meninggalkan luka bekas jahitan dan tambalan.
Sisa-sisa peninggalan dari bagian hati yang dulu dia berikan pada Tuan-tuan yang salah.
Yang bukannya kembali memberi hati mereka, malah mengambil bagian hati Nona.
Lalu berulang kali Nona harus menjahit dan menambalnya kembali.

Hingga bentuknya buruk rupa.

Lalu Nona berjanji, Tuan adalah orang terakhir yang akan dia berikan (sisa) hati ini.
Karena hati Tuan sudah sempurna, tentunya ia tak akan meminta hati Nona yang buruk rupa,bukan?



Namun ketika Tuan melihat hati Nona, ia segera memalingkan wajah. Gusar.

Nona tersinggung.

Nona berkata
“Tuan apa yg salah padamu,
mengapa wajahmu ada seribu.
Tuan apa yg salah padamu
seakan dunia hanya Kamu Kamu Kamu”

Tuan lalu membuka kotak tempat hatinya berada.
Ternyata isi kotak itu bukanlah hati yang sempurna, tapi hanya kotak kosong tanpa isi apapun.
Nona terkejut bukan main.

Tuan berkata
“Nona apa yang salah padamu
apa enaknya tenggelam dalam khayal
Nona apa yang salah padamu
Kau tau ku tak punya hati, Kau masih saja menanti”

Ternyata selama ini Tuan berdusta pada semua orang dengan berkata hatinyalah paling sempurna.

Ternyata ia tak punya hati!

Nona lalu mengulurkan hatinya yang buruk rupa itu. Tanpa berpikir lagi ia merobeknya menjadi dua.
Setengah hati buruk rupa ia berikan pada Tuan.
Tentu Tuan menolaknya. 



Tuan berkata bahwa ia nanti akan berkelana ke seluruh dunia, lalu mendapatkan segala kristal, perhiasan, dan permata paling indah untuk membuat replika hati yang sempurna.

Nona berkata, “Tapi, bukankah pasangan hati kita sendiri tersembunyi dalam kotak milik orang lain dan bukannya permata?”

Tuan tertawa terpingkal-pingkal. “Tak semua hati berpasangan dengan hati. Ada juga yang berpasangan dengan permata. Lihat saja hatimu yang buruk rupa karena kamu beri pada orang lain. Lihat hatiku yang kosong tapi nantinya sempurna.”

Nona jatuh cinta pada tuan
Tuan menunggu yang lain
Nona tak peduli walau Tuan
tak pernah peduli sekitarnya

Tuan kesepian
Tak punya teman
Hatinya rapuh
Tapi berlagak tangguh

Nona tak berkawan
Tak pernah rasakan cinta
Sungguh pandai berkhayal
Mimpi itu alamnya

Nona berdiri lalu pamit. Nona mengembalikan hatinya yang sudah terbagi dua dan bertambah buruk rupanya itu kembali ke dalam kotak, lalu mengunci kotaknya.
Mulai besok,tak ada lagi perona pipi dan lipgloss.

Semua orang hanya angin lalu…


“Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagia
tapi kita dalam diorama

No comments:

Post a Comment

Creative Commons License
Journey. And Us. is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.