Sunday, February 06, 2011

Tentang Siapa yang Datang dan Tak Pernah Pergi #5

Sayang,

Ketika pasangan menjauh, seharusnya pasangannya mengalah, menariknya lebih dekat, atau mengejarnya. Tapi aku nggak bisa mengejar kamu, kamu terlalu jauh di atas sana dan kakiku tak bisa mencapaimu. Aku hanya mengulurkan tangan berharap kamu mau menarikku. Tapi kamu berkata, "Kita saling teriak saja, aku bisa mendengarmu."

Sayang, ada saatnya aku lelah berteriak. Dan ada saatnya kamu menolak menoleh ke bawah. Ketika kita berhenti berusaha, itulah saatnya kita saling tahu, kalau kita sudah menyerah.

Ternyata kita berbohong di altar. Ternyata susah dan senang itu sekedar kata. Sehat dan sakit itu cuma sekedar janji. Sekedar liturgi agar kita bisa menyelesaikan hari itu. Ternyata saat di altar, saat kita sedang bertemu denganNya pun, kita masih berani berdusta.

Tahukah kamu doaku pada Tuhan waktu itu?
"Tuhan, jika Engkau ingin mengambil, ambillah tapi ijinkan air mata ini kering barang sehari saja."

Tuhan sedang curang. Karena air mata ini tidak pernah kering. Barang seharipun. Apa ada yang salah dengan doaku?

Salam sayang,
Mantan isterimu.

Tuesday, February 01, 2011

Tentang Siapa yang Datang dan Tak Pernah Pergi #4

Kirana,

Aku senang kamu menggunakan kata 'aku'. Sebelumnya kamu menggunakan kata 'saya'. Kata yang hanya kamu gunakan saat kamu marah atau kamu sedang serius. Aku tak tahu kamu sedang marah atau serius dalam suratmu sebelumnya. Namun yang pasti, kata 'aku' terdengar lebih akrab di telingaku.

Kirana, kamu ingat saat pertama kali aku melamarmu?
Aku yang lusuh berantakan ini, dengan jeans seadanya datang ke pintu rumahmu dalam keadaan basah sehabis kehujanan. Aku bertanya-tanya mengapa Bandung di bulan Mei masih turun hujan sederas itu?

Kamu mengelap wajahku, lalu menyuruhku ganti baju dengan kaus kebesaran yang sering kamu pakai tidur. Dan entahlah, Kirana, kalimat itu mengucur begitu saja dari mulutku, tanpa bisa aku cegah.

"Kamu bersedia menikah sama aku? Hidup bersama, dan ngelewatin semua sama aku kan?"

Aku kira kamu akan terkejut. Terdiam. Bertanya apa aku serius. Atau mungkin menertawakan ide bodoh dan gila itu. Lalu berkata bahwa kamu akan memikirkannya dulu. Aku belum bekerja, bukan?

Tapi kamu langsung memeluk leherku sambil berkata 'Mau' berulang-ulang kali.

Kirana, langit saat mendung tak pernah terlihat seindah itu.

Salam,
mantan suamimu.

Monday, January 31, 2011

Tentang Siapa yang Datang dan Tak Pernah Pergi #3

Sayang,
Aku cuma butuh kamu. Dan kamu saja. Aku tahu waktumu berharga. Tapi apakah tidak bisa disisihkan satu jam saja untuk aku? Aku tahu itu permintaan yang egois. Aku egois. Padahal kamu tidur di sampingku setiap malam. Menutup hari bersama.
Manusia memang sulit merasa puas.

Tapi kamu datang dan pergi sesukamu. Tak bisakah kamu di sampingku saja? Aku bukan barang, yang bisa kamu sayang saat kamu sedang iseng, dan bisa kamu simpan saat kamu sedang sibuk di kantor.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala, Sayang. Semakin lama aku semakin sadar bahwa kamu lebih cinta pekerjaanmu.

Kamu tahu? Disamping kamu aku merasa tenang. Sekarang aku sulit tidur. Sudah lupa rasanya tidur sendirian. Kamu ingat aku sering membangunkanmu tengah malam kalau aku takut ke toilet sendiran? Aku sering tersenyum sendiri mengingatnya sekarang.

Oh ya, jangan lupa bayar tagihan lisrtik dan telepon. Aku tak yakin kamu pernah melakukannya sendiri, dan aku tak yakin kamu akan ingat. Jangan suka numpuk cucian ya, nanti banyak nyamuk.

Salam sayang,
Mantan istrimu.

Sunday, January 30, 2011

Tentang Siapa yang Datang, dan Tak Pernah Pergi #2

Kirana, kamu tahu?
Aku tak punya ide mengapa kamu mau menungguku pulang kerja setiap malam. Bukannya aku tak suka, aku hanya selalu merasa bersalah tiap kali melihatmu tertidur di sofa. Kamu bisa masuk angin, Sayang. Kamu tahu pekerjaanku sedang sibuk-sibuknya.

Aku merasa kurang ajar. Aku tak bisa membelikanmu cincin emas putih yang kamu inginkan itu. Jangan tanya aku tahu darimana. Aku menangkapnya dimatamu saat kita pertama kali melihatnya di mall. Kadang aku ingin membelikanmu barang-barang yang kamu inginkan, tapi kamu selalu bilang, "Nggak usah, nggak apa-apa."

Sehingga waktu kamu minta kita berpisah, aku tak bisa berkata apa-apa. Aku tahu butuh keberanian besar untukmu untuk meminta sesuatu. Dan aku memang ingin mengabulkan apa yang kamu minta.

Semoga sehat selalu
Mantan suamimu.

Wednesday, January 26, 2011

Tentang Siapa

"Tentang Siapa yang Datang, dan Tak Pernah Pergi"

Sayang,

Ternyata selama ini saya salah. Saya pikir ini semua tentang kita. Di saat kita diam, berharap hati kita saling menggenggam. Kita biarkan hati ini meluap. Membiarkan kita saling butuh, saling tak bisa lepas. Apa jadinya 'kita' tanpa 'saya' dan 'kamu'?
Ternyata ini bukan tentang kita.

Saya pikir ini tentang kamu. Karena semua hal membuatku mengingatmu, merindumu. Karena rindu hanya hilang ketika kamu hadir. Karena rindu sedang bertahta di dalamnya perasaan. Karena rindu membiarkanku menunggu dalam pilu. Dan hanya kamu, hanya kamu saja yang mampu membekukan rasa itu, ketika wangi tubuhmu tercium di sampingku. Namun ternyata ini bukan cerita tentang kamu.

Lalu saya berpikir lagi, apa ini tentang saya? Saya tahu kamu menikmati setiap kali pipi ini merona karena ucapanmu. Atau ketika kamu mendaratkan bibirmu sebagai ucapan sampai jumpa. Atau ketika kamu mengakui bahwa kamu diam-diam senang melihat saya mengomel panjang lebar, entah tentang apa. Ternyata bukan juga.

Sayang,
Ini semua tentang siapa yang datang, dan tak pernah pergi.

Tentang Siapa

"Tentang Siapa yang Datang, dan Tak Pernah Pergi"

Sayang,

Ternyata selama ini saya salah. Saya pikir ini semua tentang kita. Di saat kita diam, berharap hati kita saling menggenggam. Kita biarkan hati ini meluap. Membiarkan kita saling butuh, saling tak bisa lepas. Apa jadinya 'kita' tanpa 'saya' dan 'kamu'?
Ternyata ini bukan tentang kita.

Saya pikir ini tentang kamu. Karena semua hal membuatku mengingatmu, merindumu. Karena rindu hanya hilang ketika kamu hadir. Karena rindu sedang bertahta di dalamnya perasaan. Karena rindu membiarkanku menunggu dalam pilu. Dan hanya kamu, hanya kamu saja yang mampu membekukan rasa itu, ketika wangi tubuhmu tercium di sampingku. Namun ternyata ini bukan cerita tentang kamu.

Lalu saya berpikir lagi, apa ini tentang saya? Saya tahu kamu menikmati setiap kali pipi ini merona karena ucapanmu. Atau ketika kamu mendaratkan bibirmu sebagai ucapan sampai jumpa. Atau ketika kamu mengakui bahwa kamu diam-diam senang melihat saya mengomel panjang lebar, entah tentang apa. Ternyata bukan juga.

Sayang,
Ini semua tentang siapa yang datang, dan tak pernah pergi.

Salam sayang,
Mantan isterimu.

Tuesday, January 11, 2011

10 Random Things in 2010

10 Random things about me in 2010:

1. Bener2 merasakan kalo kenyataan itu memang jauh lebih miris daripada apa yang kita lihat di televisi.
2. 'Ditembak' main lagu the prayer di konsernya PMK STBA kaga pake latian. Nada dasarnya dimana..main di F aja biar gampang.
3. Jatuh sayang sama anak2 jalanan yang biasa ngamen di simpang dago, yang sering saya samperin hari minggu pagi.
4. Had the most sweetest birthday ever.
5. Pengen ngambil PLA (S2 nya Master Guide cenah) tapi nggak jadi gara2..........
6. Menyadari kalau saya nggak suka jadi 'public figure' dengan segala konsekuensinya. Fame changes everyone..and most of it are not changes for good..
7. Menghabiskan 5 hari di februari dengan jalan2 jogja-solo-magelang-gombong-pangandaran. Dipikir2 sekarang, kok bisa saya punya duit sebanyak itu buat jalan2 lima hari..ckckck
8. Saya suka banget sama Bonita & the Hus Band. Semua lagu mereka, semua lagu yang mereka cover. Suka bangeeeeeettttt banget banget bangetttt :)
9. Missed her grandmother much more than ever. Since she's the one who's always been there through the dark times.
10. Banyak menangis sampai tertidur.
Creative Commons License
Journey. And Us. is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.