Sunday, February 06, 2011

Tentang Siapa yang Datang dan Tak Pernah Pergi #5

Sayang,

Ketika pasangan menjauh, seharusnya pasangannya mengalah, menariknya lebih dekat, atau mengejarnya. Tapi aku nggak bisa mengejar kamu, kamu terlalu jauh di atas sana dan kakiku tak bisa mencapaimu. Aku hanya mengulurkan tangan berharap kamu mau menarikku. Tapi kamu berkata, "Kita saling teriak saja, aku bisa mendengarmu."

Sayang, ada saatnya aku lelah berteriak. Dan ada saatnya kamu menolak menoleh ke bawah. Ketika kita berhenti berusaha, itulah saatnya kita saling tahu, kalau kita sudah menyerah.

Ternyata kita berbohong di altar. Ternyata susah dan senang itu sekedar kata. Sehat dan sakit itu cuma sekedar janji. Sekedar liturgi agar kita bisa menyelesaikan hari itu. Ternyata saat di altar, saat kita sedang bertemu denganNya pun, kita masih berani berdusta.

Tahukah kamu doaku pada Tuhan waktu itu?
"Tuhan, jika Engkau ingin mengambil, ambillah tapi ijinkan air mata ini kering barang sehari saja."

Tuhan sedang curang. Karena air mata ini tidak pernah kering. Barang seharipun. Apa ada yang salah dengan doaku?

Salam sayang,
Mantan isterimu.

No comments:

Post a Comment

Creative Commons License
Journey. And Us. is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.