Stephanie, aku ingat. Kamu lahir di malam purnama, hari Sabtu.
Mungkin itu penyebab matamu yang bulat. Atau kecintaanmu pada bintang.
Ketika anak lain membaca komik, kamu akan membaca ensiklopedia.
Kamu mogok lahir, membuat Mama kesakitan.
Kamu baru mau muncul ketika Papa datang.
Dasar kamu anak papa.
Dan memang kamu blueprint papa. Seratus persen.
Ingatkah kamu, waktu kecil nenek sering berkata bahwa manusia tidak ada yang bisa menghitung bintang di langit.
Lalu kamu akan menjawab,
"Enggak,orang lain nggak bisa, tapi aku bisa kok."
Lalu mulai menghitung bintang setiap malam saat kamu punya kesempatan.
Dan tiap malam juga kamu lost count. Lalu besoknya mencoba lagi.
Aku ingat usia enam tahun kamu membaca puisi
tentang cita-citamu di acara pensi sekolah kita.
Berapa yang datang, Stephanie?
Aku tak mengira kamu yang pemalu itu mau maju
di depan audiens sebanyak itu tanpa disuruh.
Mungkin itu bukti kalau kamu memang serius karena toh dua belas tahun kemudian
kamu lulus masuk fakultas jurusan yang kamu sebut dalam puisi itu.
Stephanie, arti namamu adalah 'mahkota dan karangan bunga'.
Dan memang kamu si bungsu yang manja senang diperlakukan seperti putri,
dan pipimu selalu merah tiap ada yang memberikan bunga.
Stephanie, aku ingat kamu bertanya kehadiranku hingga bertahun-tahun
sampai kamu mengerti betul aku pergi kemana.
Mengapa aku tiba-tiba menghilang.
Mungkin kita bisa bertahan karena berdua.
Mungkin juga kamu jadi nggak bisa sendiri karena aku selalu ada.
Bahkan setelah kamu dewasa kamu masih berharap aku ada, supaya nggak ada yang bisa menyakiti kamu seperti sekarang.
Stephanie, aku tahu.
Tahu kalau kamu sering meringkuk di kamar sendirian sambil mengunci pintu,
mendengar papa-mama kita berargumen, suara-suara dan piring pecah, lalu bertanya aku dimana.
Mengapa aku nggak ada disana disaat kamu menangis sendirian.
Kamu ingat Brownie anjing kita? Tiap Mama marah lalu hendak memukulmu,
Brownie akan menggonggong lalu menyembunyikan kamu dalam bulunya
Aku titip hatimu sama Brownie untuk dijaga.
Karena selain kamu, aku nggak percaya orang lain.
Stephanie..
Setelah dewasa kamu takut dibentak-bentak.
Takut petir dan suara-suara keras lainnya.
Lalu punya ikatan emosi lebih dengan binatang.
Kamu lebih senang menhabiskan waktu dengan buku daripada dengan manusia.
Dan kamu nggak pernah berani membuka hati.
Setengahnya mungkin memang sudah hancur nggak bersisa, Stephanie.
Lalu kamu khawatir nggak ada yang mau menerima sisa yang hanya setengah itu.
Kamu sadar nggak? Setengah hati milikku yang sisa, aku berikan padamu.
Nggak perlu khawatir, Stephanie
See,I'm Right below you.. |
Stephanie adikku, jangan menangis lagi.
Orang lain mungkin nggak bisa sendirian, tapi kamu bisa.
Di saat hatimu sakit, ingat kalau setengahnya milikku juga,
dimanapun aku sekarang, I felt it too.
Salam sayang,
Sam.
(Kalau saja reinkarnasi itu ada, kita pasti jadi kakak-adik lagi).
No comments:
Post a Comment